BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bimbingan dan Konseling
merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita,mengingat bahwa bimbingan
dan Konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada
individu pada umumnya. Pada masyarakat yang semakin maju, masalah penemuan
identitas pada individu menjadi sangat rumit.Hal ini disebabkan oleh tuntutan
masyarakat maju kepada anggota-anggotanya menjadi lebih berat.Persyaratan untuk
dapat diterima menjadi anggota masyarakat bukan saja kematangan fisik, melainka
juga kematangan mental, psikologis, kultural, vokasional, intelektual, dan
religius.Keadaan inilah yang menuntut diselenggarakannya bimbingan dan
konseling.
Bimbingan dan konseling
juga suatu proses komunikasi, artinya di dalam ya terjadi proses penyampaian
pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang
(penerima pesan). Media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya
sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi
tersebut.Saluran/ channel yang dimaksud adalah media. Karena pada dasarnya
bimbingan dan konseling merupakan proses komunikasi, maka media yang dimaksud
adalah media bimbingan dan konseling. Bentuk komunikasi yang terdapat dalam
layanan bimbingan dan konseling yaitu membutuhkan peran media untuk dapat
meningkatkan tingkat.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian Need Assessment ?
2.
Apa urgensi dan fungsi dari Need
Assessment ?
3.
Apa saja ruang lingkup Need Assessment ?
4.
Apa saja jenis-jenis Need Assessment ?
5.
Apa saja dimensi Need Assessment ?
6.
Bagaimana langkah-langkah dalam
melakukan Assessment ?
C. Tujuan
Agar pembaca atau konselor mempunyai
pengetahuan dan keterampilan dalam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Need Assessment
Assessment merupakan merupakan salah satu
bagian terpenting dalam seluruh kegiatan yang ada dalam konseling (baik
konseling kelompok maupun konseling individual). Karena itulah asesmen dalam
bimbingan dan konseling merupakan bagian yang terintegral dengan proses terapi
maupun semua kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Asesmen dilakukan
untuk menggali dinamika dan faktor penentu yang mendasari munculnya
masalah.Assessment yang dilakukan sebelum, selama, dan setelah konseling
berlangsung memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
menilai keberhasilan sebuah konseling, namun juga dapat digunakan sebagai
sebuah terapi untuk menyelesaikan masalah klien.
Asesmen merupakan kegiatan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh klien
dalam memecahkan masalah. Asesmen yang dikembangkan adalah assesmen yang baku
dan meliputi berbagai aspek, yaitu:
1. Aspek kognitif
2. Aspek afektif
3. Aspek psikomotor
Asesmen ini digunakan dalam
mengembangkan potensi dengan menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan
dan dikembangkan oleh seorang konselor. Asesmen yang diberikan kepada klien
merupakan pengembangan dari area kompetensi dasar pada diri klien yang akan
dinilai, yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator. Pada
umumnya asesmen dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan dalam bentuk
laporan diri, performance test, tes psikologis, observasi, wawancara, dan
sebagainya.
B.
Urgensi
dan fungsi Need Assessment
a. Urgensi
Need Assessment
Asesmen
dalam bimbingan dan konseling mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1) Orientasi masalah, yaitu untuk
membuat klien mengenali dan menerima permasalahan yang dihadapinya, tidak
mengingkari bahwa ia bermasalah.
2) Identifikasi masalah, yaitu
membantu baik klien maupun konselor dalam mengetahui masalah yang dihadapi
klien secara mendetail.
3) Memilih alternatif solusi dari berbagai
alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan oleh klien.
4) Pembuatan keputusan alternatif pemecahan
masalah yang paling menguntungkan dengan memperhatikan konsekuensi paling kecil
dari beberapa alternatif tersebut.
5) Verifikasi untuk menilai apakah
konseling telah berjalan efektif dan telah mengurangi beban masalah klien atau
belum.
Selain itu, asesmen juga digunakan untuk menentukan variabel
pengontrol dalam permasalahan yang dihadapi oleh klien untuk memilih atau
mengembangkan intervensi terhadap area yang bermasalah atau dengan kata lain
menjadi dasar untuk mendesain dan mengelola terapi untuk membantu mengevaluasi
intervensi serta untuk menyediakan informasi yang relevan untuk
pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada setiap fase konseling.
b.
Fungsi Need
Assessment
Ada beberapa fungsi asesmen,diantaranya
adalah untuk:
1.
Menstimulasi
klien maupun konselor mengenai berbagai isu permasalahan.
2.
Menjelaskan
masalah yang senyatanya.
3.
Memberi
alternatif solusi untuk masalah.
4.
Menyediakan
metode untuk memperbandingkan alternative
sehingga dapat diambil keputusan.
5.
Memungkinkan
evaluasi efektivitas konseling.
C. Ruang
lingkup Need Assessment
1.
System Assesment
Yaitu asesmen yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi mengenai status dari suatu sistem, yang membedakan
antara apa ini (what is it) dengan apa yang diinginkan (what is
desired) sesuai dengan kebutuhan dan hasil konseling serta tujuan yang
sudah dituliskan, ditetapkan serta diharapkan dalam proses konseling.
Proses konseling dilaksanakan
untuk mengetahui kemauan serta keinginan seorang konseli. Seorang konselor
perlu mendapatkan informasi secara detail agar tidak terjadi ketimpangan dalam
menyusun suatu program yang menjadi salah satu media pelayananan dalam proses
konseling .
2.
Program Planning
Yaitu perencanaan program untuk
memperoleh informasi-informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan dan
untuk menyeleksi bagian-bagian program yang efektif dalam pertemuan-pertemuan
antara konselor dengan klien, untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus
pada tahap pertama.Disinilah muncul fungsi evaluator dalam asesmen yang
memberikan informasi-informasi nyata yang potensial.
Konselor merencanakan program
yang dijadikan sebagai media atau alat untuk memperoleh informasi atau untuk
mengembangkannya.
3.
Program Implementation
Yaitu bagaimana asesmen
dilakukan untuk menilai pelaksanaan program dengan memberikan
informasi-informasi nyata yang menjadikan program-program tersebut dapat
dinilai sesuai dengan pedoman yang ada.
4.
Program Improvement
Yaitu asesmen dapat digunakan
dalam perbaikan program, diantaranya adalah yang berkenaan dengan:
a. Evaluasi terhadap
informasi-informasi yang nyata
b. Tujuan yang akan dicapai dalam
program
c. Program-program yang berhasil
d. Informasi-informasi yang
mempengaruhi proses pelaksanaan program-program yang lain.
5.
Program Certification
Yaitu merupakan tahap dari
akhir kegiatan.Menurut Center for the study of evaluation (CSE),
program sertifikasi merupakan suatu program evaluasi sumatif. Hal ini
memberikan makna bahwa pada akhir kegiatan akan dilakukan evaluasi akhir
sebagai dasar untuk memberikan sertifikasi kepada klien. Dalam hal ini
evaluator berfungsi sebagai pemberi informasi mengenai hasil evaluasi yang akan
digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
D.
Jenis-jenis
Need Assessment
Assessment memiliki beberapa bentuk dan
jenis.Dari jenis Assessment itulah yang kemudian menjadi alat ukur dari objek
penilaian yang dilakukan.jenis Assessment, yaitu:
1.
Tes
Tertulis
Tes
tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun
jawabannya). Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harus merespons dalam
bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi
tanda, menggambar grafik, diagram dan sebagainya.
2.
Performance
Assessment
Performance
Assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana
peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasikan
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam
konteks.Jadi boleh dikatakan bahwa Performance Assessment adalah suatu
penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan criteria yang
diinginkan.
3. Penilaian Portofolio
Portofolio
merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi
suatu penilaian.
4. Penilaian Proyek
Penilaian
Proyek. Adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu
tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan,
pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data.Karena dalam
pelaksanaannya proyek bersumber pada data primer/ sekunder, evaluasi hasil dan
kerjasama dengan pihak lain, proyek merupakan suatu sarana yang penting untuk
menilai kemampuan umum dalam semua bidang.
5.
Product
Assessment
Penilaian
hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat
suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut.Penilaian sikap. Manusia mempunyai sifat bawaan,
misalnya: kecerdasan, temperamen, dan sebagainya. Faktor-faktor ini memberi pengaruh
terhadap pembentukan sikap.
6.
Self
Assessment
Penilaian diri di tingkat kelas (PDK) atau classroom Self
Assessmen (GSA) adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau siswa
yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM)
di tingkat kelas.
E.
Dimensi-Dimensi
Need Assessment
Ada
beberapa dimensi yang perlu menjadi perhatian ketik melakukan Needs Assessment antara lain :
a.
Sifat pendidik
Pendidik
merupakan faktor yang menentukan dalam proses belajar mengajar. Hal ini karena
peran dan tanggungjawabnya yang sangat besar dalam usaha mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dalam program.Peran itulah yang menuntut guru atau
pendidik untuk memiliki kelengkapan kependidikan yang dapat diukur dari latar
belakang pendidikan, ketrampilan dan pengalaman, dedikasi, akhlak,
tanggungjawab dan kecintaan terhadap profesinya.Dengan demikian merupakan suatu
yang mutlak jika dalam suatu kegiatan pengembangan program, guru atau pendidik
menjadi salah satu dimensi atau faktor yang harus dipertimbangkan.
b.
Sifat pelajar
Dimensi
kedua yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan program adalah peserta
didik. Sebagai salah satu faktor penting dalam kegiatan pendidikan, peserta
didik secara individual memiliki perbedaan-perbedaan dalam hal kebutuhan,
perkembangan fisik dan psikis, kemampuan, bakat, minat dan inteligensia. Maka
semua aspek-aspek tersebut harus diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan
dalam proses pengembangan program.
c.
Sifat masyarakat
Masyarakat
dimana kegiatan pendidikan dan pembelajaran itu berlangsung adalah komunitas
yang akan menerima produk pendidikan tersebut. Produk dari suatu program
pendidikan secara tidak langsung diperuntukkan bagi masyarakat.dalam
mengembangkan program, aspek-aspek perkembangan di masyarakat seperti perubahan
pola pekerjaan, perubahan peranan wanita, perubahan kehidupan keluarga dan
tuntutan serta kebutuhan masyarakat lainnya harus menjadi bahan kajian dan
bahan pertimbangan bagi para pengembang.
d.
Sifat
pengetahuan
Ilmu pengetahuan terus mengalami perkembangan, baik
perkembangan dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan itu sendiri, maupun
dalam hubungannya dengan kebutuhan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan itu. Perubahan
dan perkembangan sudah menjadi ciri pengetahuan (Nature of Knowledge). Oleh
karena itu perubahan dan perkembangan pengetahuan serta tuntutan dan kebutuhan
masyarakat terhadap pengetahuan, juga merupakan dimensi pertimbangan, terutama
dalam penseleksian dalam suatu program (Kaufman 1972 : 30).
F.
Langkah-Langkah
melakukan Need Assessment
Berikut ini adalah langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam melakukan asesmen:
1. Perencanaan
Aspek yang harus ada dalam
perencanaan asesmen adalah:
a. Memilih fokus asesmen pada aspek
tertentu dari diri klien
Salah satu
penentu keberhasilan konseling adalah kemauan dan kemampuan klien itu
sendiri.Dalam konseling, keputusan akhir untuk pemecahan masalah yang dihadapi
ada pada diri klien. Konselor/
guru BK bukan pemberi nasihat, bukan pengambil keputusan mengenai apa yang
harus dilakukan klien dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Karena itu,
untuk keberhasilan konseling, klien dapat bekerjasama dengan guru BK/konselor,
dan dengan bantuan guru BK maka klien diharapkan mampu memunculkan ide-ide
pemecahan masalah, dan klien memiliki keberanian serta kemampuan untuk
mengambil keputusan, mampu memahami diri sendiri, dan mampu menerima
dirinya sendiri. Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka konselor menentukan akan melakukan asesmen
dengan memfokuskan pada salah satu aspek dalam diri klien saja.
b. Memilih instrumen yang
akan digunakan.
Setelah
ditentukan fokus area asesmen, Anda dapat merencanakan instrumen yang akan
digunakan dalam asesmen. Banyak instrumen yang dapat digunakan dalam asesmen
seperti tes psikologis, observasi, inventori, dan sebagainya. Tetapi untuk
menentukan instrumen sangat tergantung pada aspek apa yang akan
diasesmen. Misalnya Anda akan melihat kerjasama klien dalam konseling, maka
instrumen dapat menggunakan checklist, tetapi apabila Anda
memfokuskan asesmen tentang kemampuan klien dalam memecahkan masalah,
maka Anda dapat mempergunakan tes psikologis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih instrumen dalam asesmen diantaranya yaitu: (1) kemampuan guru BK
sendiri, (2) kewenangan guru BK (baik dalam mengadministrasikan maupun dalam
interpretasi hasilnya), (3) ketersediaan instrumen, (4) waktu yang tersedia,
dan (5) dana yang tersedia.
c. Penetapan waktu
Perencanaan waktu yang dimaksud
adalah kapan asesmen akan dilakukan. Penetapan waktu ini sangat erat
berhubungan dengan persiapan pelaksanaan asesmen. Persiapan akan banyak
menentukan keberhasilan suatu asesmen, misalnya mempersiapkan instrumen,
tempat, dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan asesmen. Apalagi
jika pelaksana asesmen tersebut bukan guru BK itu sendiri, misalnya karena
instrumen yang digunakan untuk asesmen adalah tes psikologis (tes intelegensi,
inventori kepribadian, tes minat jabatan, dan sebagainya). Dalam hal ini
apabila guru BK tidak memiliki kewenangan, maka guru BK dapat minta
bantuan orang yang memiliki kewenangan, misalnya psikolog atau orang yang telah
memiliki sertifikasi yang memberikan kewenangan untuk mengadministrasikan tes
dimaksud.
d. Validitas dan reliabilitas
Apabila instrumen yang kita gunakan
adalah buatan sendiri atau dikembangkan sendiri, maka instrumen itu perlu
diuji validitas dan reliabilitasnya. Karena validitas dan reliabilitas
merupakan suatu syarat mutlak suatu instrumen asesmen. Namun
apabila kita menggunakan instrumen yang sudah terstandar, Anda tidak perlu
mencari validitas dan reliabilitas karena instrumen tersebut sudah jelas
memenuhi persyaratan sebagai suatu instrumen.
2. Pelaksanaan
Setelah perencanaan asesmen selesai,
selanjutnya adalah bagaimana melaksanakan rencana yang telah dibuat
tersebut.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan asesmen adalah
pelaksanaannya harus sesuai dengan manual masing-masing instrumen. Manual suatu
instrumen biasanya memuat:
a.
cara
mengerjakan
- waktu yang digunakan untuk mengerjakan asesmen
- kunci jawaban
- cara analisis
- interpretasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Assessment merupakan salah satu bagian
terpenting dalam seluruh kegiatan yang ada dalam konseling (baik konseling
kelompok maupun konseling individual). Asesmen merupakan kegiatan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh klien dalam
memecahkan masalah. Asesmen ini digunakan dalam mengembangkan potensi dengan
menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan dan dikembangkan oleh seorang
konselor.
Asesmen yang diberikan kepada
klien merupakan pengembangan dari area kompetensi dasar pada diri klien yang
akan dinilai, yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator. Selain
itu, asesmen juga digunakan untuk menentukan variabel pengontrol dalam
permasalahan yang dihadapi oleh klien untuk memilih atau mengembangkan
intervensi terhadap area yang bermasalah atau dengan kata lain menjadi dasar
untuk mendesain dan mengelola terapi untuk membantu mengevaluasi intervensi
serta untuk menyediakan informasi yang relevan untuk pertanyaan-pertanyaan yang
muncul pada setiap fase konseling. Assessment juga memiliki
beberapa ruang lingkup System
dan juga
jenis jenis nya.
B.
Saran
Seorang
konselor bisa dinilai memiliki mutu kerja yang berkualitas jika bisa membimbing
individu dengan baik, jadi hendaknya mendalami dan menguasai bidang Bimbingan
dan Konseling terutama dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Agar jika terjadi
masalah yang di hadapi individu (klien) hendaknya mampu membimbing mereka agar
menjadi pribadi yang berkualitas pula.
DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati,
Fenti.2011. Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers
Syahril, Riska Ahmad.1987. Pengantar Bimbingan Dan
Konseling. Padang:AngkasaSyamsu, Yusuf
Dan Ahmad Juntika. 2005. Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Rosdakarya
0 Response to "Makalah Need Assesment"
Posting Komentar