PETA KONSEP







A.    Prinsip-Prinsip Komunitas Pendidikan

Komunitas pendidikan memliki prinsip-prinsip tersendiri, untuk memenui kebutuan dan tercapainya suatu prinsip komunitas pendidikan arus adanya pembentukan program agar efektifnya teradap individu juga public. Untuk itu ada enam Prinsip penting yang harus diperhatikan dalam suatu komunitas pendidikan, antara lain sebagai berikut: 

1.        Program-program akan efektif apabila partisipan mengembangkan keterampilan yang dapat mereka manfaatkan untuk kelangsungan masa depan
Supaya lebih efektif dalam jangka panjang, program-program edukatif berkonsentrasi tidak hanya pada solusi dari masalah secara langsung, akan tetapi pada pembangunan sumber daya yang akan digunakan dalam pemecahan masalah yang belum terjadi

2.        Program-program akan efektif apabila pembelajaran disebarkan dari seorang ke orang lain dalam suatu komunitas
Program ini memungkinkan menjangkau lebih banyak orang daripada program sebelumnya yang hanya dapat dicapai oleh seorang professional saja. Seorang konselor komunitas dapat menjamah kehidupan banyak individu dengan cara melatih sekelompok kecil orang yang dapat bertindak sebagai pemimpin dalam menyebarkan pembelajaran baru yang mereka dapatkan kepada orang lain dalam komunitas. Jenis program ini sangat efektif dalam membantu orang untuk menyelesaikan permasalahan praktis dalam kehidupan kesehariannya.
Jenis program ini mempunyai ciri yang spesifik, antara lain:
(1)   Pada hakekatnya memiliki nilai yang sangat penting dan menarik bagi orang-orang, memiliki makna/nilai praktis bagi kehidupan sehari-hari
(2)   Dapat didiskusikan dalam term praktis, fakta-fakta konkrit
(3)   Dapat didiskusikan dalam term pengalaman pribadi seseorang, sehingga semua peserta memiliki suatu hal yang dapat dibagikan

3.        Program-program akan efektif apabila program tersebut responsive terhadap pemenuhan kebutuhan suatu komunitas
Program tersebut haruslah responsive agar terpenuhinya kebutuhan yang ingin dicapai. Konselor komunitas dapat menyediakan program kepemimpinan dengan mengembangkan program-program inovatif, melakukan publikasi, secara efektif, kemudian bersandar pada dinamika penawaran dan permintaan untuk menentukan daya tahan dan perkembangan layanan yang memenuhi kebutuhan komunitas yang sesungguhnya.
Salah satu contohnya dinamika responsif ini dapat ditemukan dalam perkembangan cepat dari layanan yang ditujukan secara khusus terhadap kaum perempuan. Antara lain sebagai berikut:
Pusat ini mempunyai tujuan untuk membantu sekelompok heterogen kaum perempuan mengikuti tindakan berikut ini;
1.      Menetapkan dan memperjelas tujuan pribadinya.
2.      Mengeksplorasi opsi yang tersedia, termasuk ketenagakerjaan, pendidikan, pekerjaan Sukarela, dan usaha mandiri.
3.      Menghadapi masalah yang muncul dalam memilih pilihan.
4.      Menemukan arah yang baru
5.      Tanamkan rasa untuk menggunakan bakatnya.
6.      Mencari dan menciptakan kesempatan fleksibel yang baru, khususnya di dunia kerja.

4.        Program Akan Efektif Apabila Program Tersebut  Menggunakan Pendekatan Holistik Untuk Peningkatan Kesehatan

Program holistic ini harus dipakai konselor karena pendekatan holistik untuk healping berarti bahwa konselor komunitas tidak hanya melihat keadaan jiwanya saja tetapi juga mempertimbangkan fisiologis konseli, faktor lingkungan dan psikologis yang mempengaruhi kesejahteraan klien, sehingga akan berpengaru pada fisiknya.  Keuntungan dari program holistik yang banyak untuk kedua klien dan konselor. Beberapa keuntungan meliputi
1.      Ini mengajarkan klien rasa tanggung jawab pribadi total
2.      Efeknya yang segera dan menciptakan rasa kesejahteraan yang lebih baik
3.      Kesehatan daripada ketiadaan gejala adalah tujuan utama terapi
4.      Semua modalitas penyembuhan yang digunakan
5.      Kapasitas klien batin untuk perubahan memiliki kesehatan yang berbeda dan arah tobetter jelas dan kesejahteraan
6.      Klien dapat melanjutkan pola yang sehat dan secara signifikan mengurangi terjadinya kembali masalah
7.      Disiplin diri dan dihargai islearned
8.      Pencegahan penyakit ditingkatkan untuk klien
9.      Konselor bisa mendapatkan keuntungan dari semua aspek dan menjadi model yang signifikan untuk klien (martin & martin, 1982. P 22)

5.  Program Effektif apabila Program Tersebut Dirancang Untuk Mencapai Sejumlah Besar Anggota Masyarakat
Setiap program yang dibahas di sini berpotensi untuk mencapai sejumlah orang secara signifikan dalam sebuah komunitas tertentu. Sasaran itu dapat dicapai dengan cara mengidentifikasi subyek yang berhubungan dengan data pribadi sedang berkembang dan mengorganisasikan materi supaya dapat diakses oleh banyak anggota masyarakat. Lalu dirancang dengan rapi agar tercapainya suatu program yang diinginkan.

6.        Program ini Efektif Apabila Program Tersebut Menyediakan Pelatihan Keterampilan Bagi Perawat Alam Dalam komunitas
Hanya konselor masyarakat dapat memberikan suatu pengalaman untuk memperkaya data pribadi individu, mereka juga dapat membuat program-program yang menyadari elemen untuk membantu permasalahan yang ada dalam masyarakat. Pengalaman yang edukatif membantu untuk meningkatkan kemandirian orang dengan membiarkan mereka untuk mengembangkan pengetahuannya dan keterampilan yang mampu melayaninya dalam kehidupan mereka sendiri.




Menurut Michael W. Galbraith (1992) pendidikan berbasis  komunitas  memiliki prinsip-prinsip sebagai  berikut:


1.      Self Determination (Menentukan Sendiri)
Semua anggota masyarakat memiliki hak dan tanggung jawab untuk terlibat  dalam menentukan kebutuhan masyarakat dan mengidentifikasi sumber-sumber masyarakat yang bisa digunakan  untuk merumuskan kebutuhan tersebut.
2.      Self Help (Menolong Diri Sendiri)
Anggota masyarakat dilayani dengan baik ketika kemampuan mereka  untuk menolong diri mereka  sendiri telah didorong dan dikembangkan.  Mereka menjadi bagian dari solusi dan membangun kemandirian lebih baik karena mereka  beranggapan bahwa  tanggung jawab adalah untuk kesejahteraan mereka  sendiri.
3.      Leadership Development (Pengembangan Kepemimpinan)
Para pemimpin lokal harus dilatih dalam berbagai keterampilan untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, dan proses kelompok sebagai  suatu cara untuk menolong diri mereka  sendiri secara  terus menerus dan sebagai  upaya mengembangkan masyarakat.
4.      Localization (Lokalisasi)
Potensi  terbesar untuk tingkat  partisipasi masyarakat tinggi terjadi ketika masyarakat diberi kesempatan dalam pelayanan, program dan kesempatan terlibat  dekat  dengan kehidupan tempat masyarakat hidup.
5.       Integrated Delivery Of Service (Keterpaduan Pemberian Pelayanan)
Adanya hubungan antar agensi di antara masyarakat dan agen-agen yang menjalankan pelayanan publik dalam memenuhi  tujuan dan pelayanan publik yang lebih baik.
6.      Reduce Duplication  Of Service (Pelayanan Masyarakat)
Seharusnya dalam hal ini memanfaatkan  secara  penuh  sumber-sumber fisik, keuangan dan sumber  dava manusia dalam lokalitasnya dan mengokordinir usaha mereka  tanpa  duplikasi pelayanan.
7.      Accept Diversity (Menerima Perbedaan)
Menghindari  pemisahan masyarakat berdasarkan usia, pendapatan, kelas sosial, jenis kelamin, ras, etnis, agama atau SARA bisa juga keadaan  yang menghalangi pengembangan masyarakat secara  menyeluruh.  Dapat berarti perlibatan masyarakat perlu dilakukan seluas mungkin dan mereka  didorong/ dituntut untuk aktif dalam pengembangan, perencanaan dan pelaksanaan program pelayanan dan aktifitas-aktifitas kemasyarakatan.
8.      Institutional Responsiveness (Tanggung Jawab Kelembagaan)
Pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang berubah secara  terus-menerus adalah sebuah kewajiban dari lembaga publik sejak mereka  terbentuk untuk melayani masyarakat. Lembaga harus dapat dengan cepat merespon berbagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat agar manfaat lembaga akan terus dapat dirasakan.
9.      Lifelong Learning (Pembelajaran Seumur Hidup)
Kesempatan pembelajaran formal dan informal harus tersedia bagi anggota masyarakat untuk semua  umur dalam berbagai jenis latar belakang  masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Herviantoro, Adiego. 2009. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Berbasis Komunitas. Jakarta : Universitas Indonesia
Rofi, Ahmad Suryahadiku & Yuri Riksa Hardiyana. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Komunitas Untuk Mendukung Positive Youth Development. Palembang : Universitas PGRI

4 Responses to " "